Selamat Datang di INDpati.org, kami melayani Jasa Admin Website, Toko Online dan SEO Service... Info lebih lanjut hubungi kami di 085 740 285 798.

Agustus 04, 2015

Hati-Hati membaca berita di SOSMED

Efek dari fatwa darurat MUI tentang haramnya BPJS menimbulkan benturan pro dan kontra yang luar biasa. Dampak dari permasalahan ini dapat kita lihat pada sosial media di group-group facebook dan forum, yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu. Seolah-olah MUI menjadi target operasi sebuah kelompok tertentu untuk di hujat. Cara kerja mereka yaitu dengan mencari berita dari berbagai media tentang keburukan-keburukan MUI dan memposting pada sosial media. Meskipun berita yang ditemukan telah kadaluarsa dan telah selesai permasalahannya tetap mereka pergunakan, hal tersebut dilakukan guna membuat panas para pembaca.

Tujuan dari para kelompok penghujat ini, yaitu untuk membuat citra MUI buruk dimata masyarakat. Dengan terbentuknya citra buruk tersebut akan mengurangi rasa kepercayaan masyarakat terhadap majelis ulama Indonesia. 

Dari penelusuran yang kami lakukan, Penghujatan serupa juga pernah di targetkan pada FPI, para hater tersebut memposting berita-berita buruk FPI, sehingga menciptakan citra buruk untuk FPI di mata masyarakat.  Jika di analisis lebih jauh lagi penargetan-penargetan tersebut lebih dominan untuk ormas muslim dan pelakunya adalah non muslim. Tujuan mereka sama, membuat citra buruk dengan memngundang banyak netizen berkomentar buruk dan akhirnya adalah perpecahan.

Jangan Mudah Percaya
Sebagai user sosial media, kita tidak akan mampu memfilter semua jenis kabar berita yang dibagikan user lain. jadi tetap waspada dengan berita miring yang di bagikan, jangan mudah percaya, terpancing dan tersulut emosi yang berujung perpecahan. Sosial media dibuat untuk bersosial bukan untuk memperpecah satu sama lain. 

Cara memfiilter berita yang di bagikan user lain dengan cara:
  1. Mencari tahu sumber berita terlebih dahulu, dari situs gadungan atau situs berita yang profesional.
  2. Dari segi tata bahasa juga bisa di rasakan, tidak mungkin situs berita profesional membuat judul berita terlalu fulgar.
  3. Cari di google apakah berita tersebut juga di tulis situs berita lainnya atau tidak.
  4. Cari tahu di google kabar berita tersebut baru, basi, sudah terselesaikan atau belum.
Jika salah satu step di atas belum kita lakukan, sebisanya jangan ikut berkomentar dalam kiriman tersebut, karena komentar yang kita berikan akan membuat berita yang jelek/buruk semakin naik ke peringkat teratas dan mudah di temukan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WhatsApp